Pengertian Proses
Sosial
1. Masyarakat
bersifat statis dan Dinamis
2. Masyarakat yang dinamis cenderung lebih berproses dari masyarakat yang sifatnya statis
3. Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apa bila orang perorang atau kelompok sosial saling bertemu dan menentukan bentuk hubungan tersebut
2. Masyarakat yang dinamis cenderung lebih berproses dari masyarakat yang sifatnya statis
3. Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apa bila orang perorang atau kelompok sosial saling bertemu dan menentukan bentuk hubungan tersebut
Proses Sosial : pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan orang perorang atau
kelompok secara bersama
Pengertian
sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar seorang individu yang akan
mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya
menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses di mana
seseorang menghayati (mendarahdagingkan - internalize) norma-norma kelompok di
mana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan
tidak ditemukan apa yang disebut dengan “diri”.
Tujuan sosiologi
dalam mempelajari sosialisasi karena dengan mempelajari bagaimana orang
berinteraksi maka kita dapat memahami orang lain dengan lebih baik. Dengan
memperhatikan orang lain, diri sendiri dan posisi kita di masyarakat maka kita
dapat memahami bagaimana kita berpikir dan bertindak.
Terdapat beberapa
konsep yang berkaitan dengan sosialisasi, yaitu the significant others , the
generalized other , looking glass self serta impression management.
Masing-masing konsep tersebut memberikan sumbangan yang berarti dalam diri
seorang individu yang mengalami proses sosialisasi.
Produk penting dari
proses sosialisasi adalah self/personality/diri. Dalam rangka interaksi dengan
orang lain, seseorang akan mengembangkan suatu keunikan dalam hal perilaku,
pemikiran dan perasaan yang secara bersama-sama akan membentuk self.
Agen sosialisasi
meliputi keluarga, teman bermain, sekolah dan media massa. Keluarga merupakan
agen pertama dalam sosialisasi yang ditemui oleh anak pada awal
perkembangannya. Kemudian kelompok sebaya sebagai agen sosialisasi di mana si
anak akan belajar tentang pengaturan peran orang-orang yang berkedudukan
sederajat. Sekolah sebagai agen sosialisasi merupakan institusi pendidikan di
mana anak didik selama di sekolah akan mempelajari aspek kemandirian, prestasi,
universalisme serta spesifisitas. Agen sosialisasi yang terakhir adalah media
massa di mana melalui sosialisasi pesan-pesan dan simbol-simbol yang
disampaikan oleh berbagai media akan menimbulkan berbagai pendapat pula dalam
masyarakat
(-)
Jenis Sosialisasi dan Pola Sosialisasi
Proses yang dialami
individu terbagi atas sosialisasi primer dan sekunder, sosialisasi primer
dialami individu pada masa kanak-kanak, terjadi dalam lingkungan keluarga,
individu tidak mempunyai hak untuk memilih agen sosialisasinya, individu tidak
dapat menghindar untuk menerima dan menginternalisasi cara pandang keluarga
Sedangkan
sosialisasi sekunder berkaitan dengan ketika individu mampu untuk berinteraksi
dengan orang lain selain keluarganya. Dalam sosialisasi sekunder terdapat
proses resosialisasi dan desosialisasi, di mana keduanya merupakan proses yang
berkaitan satu sama lain. Resosialisasi berkaitan dengan pengajaran dan
penanaman nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai yang pernah dialami
sebelumnya, untuk penguatan dalam penanaman nilai-nilai baru tersebut maka
desosialisasi terjadi di mana diri individu yang lama “dicabut dan diberi” diri
yang baru dalam proses resosialisasi. Kedua proses tersebut terlihat dengan
jelas dalam suatu total institusi yang merupakan suatu tempat di mana terdapat
sejumlah besar individu yang terpisah dari lingkungan sosialnya.
Pola sosialisasi
mengacu pada cara-cara yang dipakai dalam sosialisasi , terdapat dua pola,
yaitu represif dan partisipatoris. Represif menekankan pada penggunaan hukuman,
memakai materi dalam hukuman dan imbalan, kepatuhan anak pada orang tua,
komunikasi satu arah, nonverbal dan berisi perintah, orang tua sebagai pusat
sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting, keluarga menjadi
significant others. Sedangkan sosialisasi partisipatoris menekankan pada
individu diberi imbalan jika berkelakuan baik, hukuman dan imbalan bersifat
simbolik, anak diberi kebebasan, penekanan pada interaksi, komunikasi terjadi
secara lisan, anak pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting,
keluarga menjadi generalized others.
Seseorang akan
mengalami proses sosialisasi yang bersifat terus menerus selama individu
tersebut hidup mulai dari anak-anak sampai mereka dewasa. Termasuk pula
sosialisasi gender akan pula dialami oleh individu baik laki-laki maupun
perempuan. Sosialisasi Gender mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh
masyarakat dalam mempelajari identitas gender dan berkembang menurut norma
budaya tentang laki-laki dan perempuan.
Sosialisasi adalah
sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah
sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory).
Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan
oleh individu.
(-)
Jenis sosialisasi
Keluarga sebagai
perantara sosialisasi primer
Berdasarkan
jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga)
dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses
tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat
bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam
situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun
tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara
formal.
(-)
Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan
Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang
dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat
(keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau
saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan
lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan
orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini,
peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab
seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna
kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi
yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
(-)
Sosialisasi sekunder
Sosialisasi
sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer
yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah
satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses
resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam
proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang
lama.
Source
:
http://balianzahab.wordpress.com/sosiologi/pengertian
sosiologi/definisi-definisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar