NAMA
: MUHAMMAD AJI TURMUDI
NPM : 18211349
KELAS : 4EA21
MATERI
: - Pengertian Etika Bisnis, Indikator,
Prinsip Etis Dalam Bisnis
- Contoh
Perusahaan Yang Melakukan Etika Bisnis dan Perusahan Yang Berbisnis Tanpa Etika
A.
Pengertian Etika Bisnis, Indikator, dan Prinsip
Etika Dalam Bisnis
1.
Pengertian Etika Bisnis
Etika
Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
(-) Definisi Pengertian Etika Bisnis
Menurut Para Ahli :
o Menurut Velasques (2002) Etika bisnis merupakan
studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis.
o Menurut Steade et al (1984: 701) Etika bisnis adalah
standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
o Menurut Hill dan Jones (1998) Etika bisnis merupakan
suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan
kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil
keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
o Menurut Sim (2003) Etika adalah istilah filosofis
yang berasal dari "etos," kata Yunani yang berarti karakter atau
kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam
hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan
nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.
(-) contoh-contoh etika dlm kehidupan
sehari-hari,yaitu :
o Jujur tidak berbohong
o Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
o Lapang dada dalam berkomunikasi
o Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
o Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
o Tidak mudah emosi / emosional
o Berinisiatif sebagai pembuka dialog
o Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
o Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
o Bertingkah laku yang baik
2.
Indikator Etika Bisnis
Dari berbagai pandangan
tentang etika
bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu
perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah:
Indikator ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum;
indikator ajaran agama; indikator
budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.
o
Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah
apabila perusahaan atau pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis
dan sumber daya alam secara efisien
tanpa merugikan masyarakat lain.
o
Indikator etika bisnis
menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan
beretika dalam bisnisnya apabila
masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
o
Indikator etika bisnis menurut hukum.
Berdasarkan indikator hokum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah
melaksanakan etika bisnis
apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan
telah mematuhi
segala norma hukum yang
berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
o
Indikator
etika berdasarkan ajaran agama.
Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana dalam
pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai- nilai ajaran
agama yang dianutnya.
o
Indikator
etika berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara
individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat
istiadat yang ada disekitar operasi
suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
o
Indikator etika bisnis menurut masing-masing
individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak
mengorbankan integritas
pribadinya.
3.
Prinsip Etis Dalam Etika Bisnis
Secara umum,
prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis
sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang
otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.
la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral
yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu
baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak.
Dalam kaitan ini salah satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap
para pelanggan, diantaranya adalah:
o Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang
terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka;
o Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua
transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
o Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan
keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga
kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk
dan jasa perusahaan;
o Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam
menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom,
diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
keputusan yang menurutnya terbaik. karena kebebasan adalah unsur hakiki dari
prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama untuk
bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang
bertindak secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah
tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil
keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus
bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan
adanya pertimbangan moral).
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan
bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan modal utama
untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan
komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan
kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan
kejujuran:
o Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini secara a priori saling percaya
satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena
jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yang
dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan
tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
o Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa
dengan mutu dan harga yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok
dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal
tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke produk
lain.
o Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam
suatu perusahaan yaitu antara pemberi
kerja dan pekerja, dan berkait dengan kepercayaan.
Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
3. Prinsip Keadilan
o Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan
secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif
dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak yang
dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang
dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
o Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara
individu atau kelompok masyarakat dengan
negara. Semua pihak dijamin untuk
mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus
dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan
semua pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik
dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua
pelaku bisnis.
o Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan
yang adil antara orang yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut
hubungan vertikal antara negara dan warga negara, dan hubungan horizontal antar
warga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu
menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
o Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan
ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua
warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini
berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan yang juga
adil dan baik.
o Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut
agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Dalam
dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan
suatu win-win situation.
o Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan
dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga nama baiknya dan
nama baik perusahaan.
o Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di
atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang
paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua
aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena
menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa
no harm, bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semua
prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan
orang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, dan
bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima
dan masuk akal.
B.
Contoh Perusahaan Yang Melakukan Bisnis Dengan
Beretika dan Melakukan Bisnis Tanpa Etika
o Contoh
Perusahaan Yang Melakukan Bisnis Dengan Beretika :
1. Sebuah perusahaan pengembang di Surabaya membuat
kesepakatan dengan sebuah perusahaan perusahaan kontraktor untuk membangun
sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pihak pengembang
memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak perusahaan kontraktor tersebut.
Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan spesifikasi bangunan
pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan lama dan
tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor telah
mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesifikasi bangunan yang
telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.
2. Sebuah Yayasan Abdi Karya menyelenggarakan
pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar
Rp.1000.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan sekolah ini diinformasikan
kepada mereka saat akan mendaftar,sehingga setelah diterima,mereka harus
membayarnya. Kemudian pihak sekolah memberikan informasi ini kepada wali murid
bahwa pungutan tersebut digunakan untuk biaya pembuatan seragam sekolah yang
akan dipakai oleh semua murid pada setiap hari rabu-kamis. Dalam kasus ini
Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan mengikuti transparasi.
o Contoh
Perusahaan Yang Melakukan Bisnis Tanpa Etika :
Pada tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat
yaitu Chevron. Bahwa Chevron adalah perusahaan yang sangat bagus dan pada saat
itu perusahaan dapat menikmati booming industri energi dan saat itulah Chevron
sukses memasok enegrgi ke pangsa pasar yang bergitu besar dan memiliki jaringan
yang luar biasa luas. Chevron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi
energinya untuk jalur teknologi informasi. Dan data yang ada dari skilus
bisnisnya,
Chevron memiliki profitabilitas yang cukup
menggiurkan. Seiring dengan booming indutri energi, akhirnya memosisikan
dirinya sebagai energy merchants dan bahkan Chevron disebut sebagai ”spark
spead” Cerita pada awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan
yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya Chevron
meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan
dan penyesatan.. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Chevron
kemudian kolaps pada tahun 2001.
Source :
o
http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.com/