BAB
10 Pengaruh Kelas Sosial Dan Status
(-) JENJANG SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan
sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial.
Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang
secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang
lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada
suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
(-) Pengertian Jenjang Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata (
lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian
kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat
terdapat orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki
kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang
lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota
masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para
anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para
anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari
status yang rendah sampai yang tinggi.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke
bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh
orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan
naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk
mengembangkan dan memajukan diri.
(-)
Faktor Penentu Kelas sosial
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam
suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat
beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi
dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau
kepentingan-kepentingan bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya
sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang
dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya.
Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status
atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan
sosial yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata
sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. =
Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap
pembentukan kelas sosial, yaitu:
a. Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata
sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas
sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas
sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk
menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran
untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya
diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial
tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera
mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin
mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan
cara hidup orang kelas sosial atas.
b. Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang
terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau
tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis
pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana
mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan
orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
. Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis
pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata
sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang
petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang
penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang
prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran
penting dari semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek
strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang
berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang,
maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup,
pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut.
Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan
bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan
merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
c. Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi
sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan
uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya
pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya sekedar
memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera,
minat, tujuan, etiket, cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup
seseorang.
Dalam beberapa hal, pendidikan malah lebih penting
daripada pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi
dan perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan
kantor. Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana
tingkat pendidikan mereka sebanding.
(-) Pengukuran Kelas Social
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi
menjadi kelas atau golongan:
dan;
- Golongan sangat kaya
- Golongan kaya
- Golongan miskin
Ket :
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup
banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam
masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi
tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka
yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai
pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak
memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau
pekerja pabrik.
. 3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan
masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper
class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper
class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle
class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle
class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower
class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah (
Lower-lower class)
4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas,
yakni:
1. Kelas puncak (top class)
2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle
class)
3. Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
4. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
5. Kelas bawah (underdog class)
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam
penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat
dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang
anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
c. Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada
wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya
berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan
bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa,
pejabat legislatif, dan pejabat
yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan
jelas pada hirarki militer.
A. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten
hingga Jendral
B. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan
dua hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat
Prajurit hingga Kopral kepala
(-) Apakah Kelas Sosial Berubah
Kelas sosial akan pasti berubah, sama halnya seperti
roda kehidupan yang selalu berputar. Kadang seseorang berada dalam status
sosial yang tinggi atau berada saat mapan atau di hormati, tetapi terkadang
lambat laun akan berada di posisi bawah, yaitu ketika mereka tidak lagi
berjaya, kaya, atau di hormati seperti sebelum – sebelumnya. Ketika kelas
sosial berubah perubahan itu juga akan mempengaruhi perilaku dan selera
konsumen terhadap suatu barang. Misalnya seorang yang biasa mengkonsumsi nasi
dari beras yang mempunyai kualitas yang rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya
atau memperoleh rezeki yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di
konsumsi dari yang berkualitas rendah ke kualitas yang lebih tinggi.
(-) Pemasaran
Pada Segmen Pasar Berdasarkan Kelas Social
Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial
berbeda – beda sesuai dengan kelas sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat
apabila ingin memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi
biasanya menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif
karena dapat diketahui bahwa orang – orang yang berada di kelas sosial atau
memiliki status sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih produk yang
higienis, terbaru, bermerk, dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila
pemasaran dilakukan untuk orang – orang yang berada pada kelas sosial terendah.
Penggunaan iklan pun kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan
promosi yang lebih kuat, karena kelas sosial yang rendah lebih banyak
mementingkan sebuah kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi
berbeda sekali pemasaran yang dilakukan apabila melihat dari posisi kelas
sosial yang ada.
BAB
11 Pengaruh individu
1.
Pengaruh Kelompok Referensi
Dalam
perilaku konsumen banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya
adalah individu itu sendiri. Setiap individu yang satu dengan individu yang
lain dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa pasti berbeda. Tetapi adakalanya
seorang individu dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh
individu lain sehingga individu tersebut mengikuti individu yang mempengruhinya
dan Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang.
Kelompok
referensi dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok
yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut
dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan
pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya
merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga
dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus
dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder
yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan
juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
2. Pengaruh Kata-Kata
Perilaku
konsumsi kita adalah fungsi dari siapa kita sebagai individu. Pikiran,
perasaan, sikap, dan pola perilaku menentukan apa yang kita beli, ketika kita
membelinya, dan bagaimana kita menggunakannya. Konsumen motivasi. Tugas pemasar
adalah untuk mencari tahu apa kebutuhan dan keinginan konsumen memiliki, dan
apa yang memotivasi konsumen untuk membeli. Motivasi adalah drive yang memulai
semua perilaku konsumsi kita, dan konsumen memiliki motif ganda, atau tujuan.
Beberapa ini adalah terbuka, seperti haus fisiologis yang memotivasi konsumen
untuk membeli minuman ringan atau kebutuhan untuk membeli setelan jas baru
untuk wawancara. Motif lain yang lebih jelas, seperti kebutuhan siswa untuk
tote sebuah bookbag Kate Spade atau memakai Doc Martens untuk memperoleh
persetujuan sosial.
Kebanyakan kegiatan konsumsi adalah hasil dari
beberapa motif yang beroperasi pada waktu yang sama. Para peneliti yang dilatih
khusus dalam mengungkap motif sering menggunakan teknik penelitian kualitatif
di mana konsumen didorong untuk mengungkapkan pikiran mereka (kognisi) dan
perasaan (mempengaruhi) melalui dialog menyelidik. Fokus kelompok dan wawancara
mendalam memberikan konsumen kesempatan untuk mendiskusikan produk dan
mengungkapkan pendapat tentang kegiatan konsumsi. Moderator terlatih atau
pewawancara sering mampu memasuki motif prasadar yang mungkin tidak terdeteksi.
Nilai adalah tujuan hidup masyarakat luas yang melambangkan mode disukai
berperilaku (misalnya, independen, penuh kasih, jujur) atau akhir negara yang
disukai (misalnya, rasa keberhasilan, cinta dan kasih sayang, pengakuan
sosial).
BAB
12 Pengaruh Keluarga Dan Rumah Tangga
(-)
KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang keluarga
dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap
diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena alasan.
Pertama, banyak produk
dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah
contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan
anak, kakek-nenek, atau anggota keluarga lain dari keluarga besar. Mobil
biasanya dibeli keluarga, denga kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka
terlibat dalam berbagai tahap keputusan, dan masih banyak lagi contohnya.
Studi tentang keputusan
keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu
sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah
kesulitan dalam mempelajari keluarga sebagai organisasi. Survei dan metodologi
penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk
keluarga. Pemberian kuisioner kepada seluruh keluarga memerlukan akses ke semua
anggota pada waktu yang lebih kurang sama (sulit dilakukan di dalam lingkungan
dewasa ini), dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna bagi semua anggota
keluarga (sulit karena ketidaksesuaian dalam hal usia atau pendidikan), dan
menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang
bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relatif dalam
keputusan tersebut (temuan yang lazim di dalam penelitian keluarga)
APAKAH KELUARGA ITU?
Keluarga (family)
adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui
darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear
family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
tinggal bersama. Keluarga besar (extended family) mencakupi keluarga inti,
ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu, dan kerabat
karena perkawinan. Keluarga di mana seseorang disebut keluarga orientasi
(family orientation), sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan
adalah keluarga prokreasi (family of procreation).
APAKAH RUMAH TANGGA
ITU?
Rumah tangga
(household) adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para pemasar sewaktu
mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda dengan keluarga dalam
hal rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang
tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk rumah tangga maupun
keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran untuk analisis makro
maupun pemasaran. Haverty mengidentifikasi variabel utama yang terlibat di
dalam analisis seperti ini:
Fungsi Produksi Rumah
Tangga:
Fungsi Pembelian
Produksi Rumah Tangga
Fungsi Konsumsi
Fungsi Pasar Tenaga
Kerja
Fungsi Pemeliharaan
Keluarga
Stok (Sumber Daya)
Rumah Tangga :
Informasi
Sumber Keuangan
Barang Pasar
Karakteristik
Waktu
Variabel Eksogen atau
yang Ditetapkan Sebelumnya :
Data
Peluang Pasar Tenaga
Kerja
Peluang Pasar Produk
Struktur Rumah Tangga
Kepuasan
VARIABEL YANG
MEMPENGARUHI PEMBELIAN KELUARGA/RUMAH TANGGA
Keluarga memiliki
pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan rumah tangga karena jumlah
yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga
mapun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling member dampak pada
keputusan pembelian dan yang dengan demikian paling menarik bagi pemasar adalah
usia kepala rumah tangga atau keluarga, status, perkawinan, kehadiran anak san
status pekerjaan.
Keluarga adalah sama
dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai
fungsi tertentu yang lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri.
Fungsi yang jelas bahwa dua orang dapat mencapai lebih baik daripada satu orang
adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini
mengenai apakah keluarha harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi
dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makanan,
perabot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan, dan produk lain. Anak di dalam
keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti
perjalanan, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas dipilih.
SIKLUS KEHIDUPAN
KELUARGA
Keluarga berubah
bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut silkus kehidupan
keluarga (SKK). Walaupun sudah digunakan di dalam literature sejak tahun 1931,
konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di dalam penelitian
pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di dalam buku karya Reynolds dan
Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus kehidupan mempengaruhi perilaku
konsumen.
(-)
PERUBAHAN STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
Apa yang dimaksud
dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana
struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari
struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran?
Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha
menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan
laporan sementara oleh Biro Sensus?
Menikah atau Single.
Ukuran Rumah Tangga.
Perkawinan dalam usia
yang lebih lanjut.
Boom orang single.
Perceraian dan perilaku
konsumen.
Orang-orang single yang
hidup bersama.
Pemasaran untuk orang single.
Perkawinan kembali
(-)
METODELOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA
Bila anda menyiapkan
analisis pengaruh keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau
konsumsi, sebagian besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian
pemasaran yang lain.
Kerangka
Proses-Keputusan.
Kategori
Sturktur-Peran.
Bias Pewawancara.
Seleksi Responden .
BAB
13 Pengaruh Situasi
Pengaruh situasi sangatlah berbengaruh terhadap
perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau
produk. Faktor lingkungan adalah hal yang menyebabkan suatu situasi dimana
perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Berikut ada
lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
1.
Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen
yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya
yang ada di sekeliling konsumen.
2.
Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi
tersebut.
3. Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim
libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif
berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli roti.
4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi.
Misalkan konsumen yang belanja untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi
situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana
Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa yang sesaat (misalnya
perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.
(-)
Tipe-Tipe Situasi Konsumen
1. Situasi komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan
dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
1) Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga
penjual, atau wiraniaga.
2 )Komunikasi Tulisan dengan membaca koran, majalah,
poster, billboard, brosur, leaflet dsb.
3) Informasi diperoleh dari iklan saat sedang
menonton televise, saat sedang mendengarkan radio, langsung dari toko melalui
promosi penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.
2. Situasi pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana
yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi
pembelian akan mempengaruhi keputusan membeli. Misalnya, ketika konsumen berada
di pegunungan, ia mungkin akan bersedia membayar untuk memperoleh jagung bakar
berapa saja harganya ketika lapar dan ingin makanan yang hangat.
3. Situasi pemakain
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan
produk dan jasa yang merupakan situasi atau suasana ketika konsumen ingin
mengkonsumsi/mengunakan suatu produk atau jasa. Konsumen sering kali memilih
suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misalnya, konsumen
muslim sering menggunakan pakaian muslim pada saat hari raya idul fitri atau
hari besar keagamaan lainnya. Situsi seperti ini lah yang digunakan oleh
produsen untuk menggunakan konsep situasi pemakaian.
(-) Interaksi
Individu Dengan Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi
stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas
sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup berlebihan ternyata juga mengikuti
mode-mode pakaian khususnya, misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka
berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan
gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata
cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
(-)
Pengaruh Situsasi Yang Tak Terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang
untuk membeli suatu barang. Misalnya, seseorang ingin menulis tetapi pensil
mekanik yg ia punya ternyata tidak ada isi pensilnya, dengan keadaan yang
seperti itu maka keputusan yang ia pilih adalah dengan membeli isi pensil
mekaniknya dan melanjutkan tulisannya.
BAB
10 Pengaruh Kelas Sosial Dan Status
(-) JENJANG SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan
sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial.
Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang
secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang
lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada
suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
(-) Pengertian Jenjang Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata (
lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian
kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat
terdapat orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki
kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang
lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota
masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para
anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para
anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari
status yang rendah sampai yang tinggi.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke
bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh
orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan
naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk
mengembangkan dan memajukan diri.
(-)
Faktor Penentu Kelas sosial
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam
suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat
beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi
dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau
kepentingan-kepentingan bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya
sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang
dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya.
Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status
atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan
sosial yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata
sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. =
Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap
pembentukan kelas sosial, yaitu:
a. Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata
sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas
sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas
sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk
menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran
untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya
diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial
tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera
mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin
mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan
cara hidup orang kelas sosial atas.
b. Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang
terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau
tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis
pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana
mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan
orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
. Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis
pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata
sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang
petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang
penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang
prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran
penting dari semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek
strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang
berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang,
maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup,
pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut.
Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan
bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan
merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
c. Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi
sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan
uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya
pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya sekedar
memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera,
minat, tujuan, etiket, cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup
seseorang.
Dalam beberapa hal, pendidikan malah lebih penting
daripada pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi
dan perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan
kantor. Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana
tingkat pendidikan mereka sebanding.
(-) Pengukuran Kelas Social
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi
menjadi kelas atau golongan:
dan;
- Golongan sangat kaya
- Golongan kaya
- Golongan miskin
Ket :
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup
banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam
masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi
tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka
yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai
pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak
memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau
pekerja pabrik.
. 3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan
masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper
class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper
class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle
class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle
class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower
class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah (
Lower-lower class)
4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas,
yakni:
1. Kelas puncak (top class)
2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle
class)
3. Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
4. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
5. Kelas bawah (underdog class)
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam
penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat
dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang
anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
c. Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada
wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya
berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan
bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa,
pejabat legislatif, dan pejabat
yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan
jelas pada hirarki militer.
A. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten
hingga Jendral
B. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan
dua hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat
Prajurit hingga Kopral kepala
(-) Apakah Kelas Sosial Berubah
Kelas sosial akan pasti berubah, sama halnya seperti
roda kehidupan yang selalu berputar. Kadang seseorang berada dalam status
sosial yang tinggi atau berada saat mapan atau di hormati, tetapi terkadang
lambat laun akan berada di posisi bawah, yaitu ketika mereka tidak lagi
berjaya, kaya, atau di hormati seperti sebelum – sebelumnya. Ketika kelas
sosial berubah perubahan itu juga akan mempengaruhi perilaku dan selera
konsumen terhadap suatu barang. Misalnya seorang yang biasa mengkonsumsi nasi
dari beras yang mempunyai kualitas yang rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya
atau memperoleh rezeki yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di
konsumsi dari yang berkualitas rendah ke kualitas yang lebih tinggi.
(-) Pemasaran
Pada Segmen Pasar Berdasarkan Kelas Social
Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial
berbeda – beda sesuai dengan kelas sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat
apabila ingin memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi
biasanya menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif
karena dapat diketahui bahwa orang – orang yang berada di kelas sosial atau
memiliki status sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih produk yang
higienis, terbaru, bermerk, dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila
pemasaran dilakukan untuk orang – orang yang berada pada kelas sosial terendah.
Penggunaan iklan pun kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan
promosi yang lebih kuat, karena kelas sosial yang rendah lebih banyak
mementingkan sebuah kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi
berbeda sekali pemasaran yang dilakukan apabila melihat dari posisi kelas
sosial yang ada.
BAB
11 Pengaruh individu
1.
Pengaruh Kelompok Referensi
Dalam
perilaku konsumen banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya
adalah individu itu sendiri. Setiap individu yang satu dengan individu yang
lain dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa pasti berbeda. Tetapi adakalanya
seorang individu dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh
individu lain sehingga individu tersebut mengikuti individu yang mempengruhinya
dan Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang.
Kelompok
referensi dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok
yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut
dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan
pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya
merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga
dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus
dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder
yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan
juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
2. Pengaruh Kata-Kata
Perilaku
konsumsi kita adalah fungsi dari siapa kita sebagai individu. Pikiran,
perasaan, sikap, dan pola perilaku menentukan apa yang kita beli, ketika kita
membelinya, dan bagaimana kita menggunakannya. Konsumen motivasi. Tugas pemasar
adalah untuk mencari tahu apa kebutuhan dan keinginan konsumen memiliki, dan
apa yang memotivasi konsumen untuk membeli. Motivasi adalah drive yang memulai
semua perilaku konsumsi kita, dan konsumen memiliki motif ganda, atau tujuan.
Beberapa ini adalah terbuka, seperti haus fisiologis yang memotivasi konsumen
untuk membeli minuman ringan atau kebutuhan untuk membeli setelan jas baru
untuk wawancara. Motif lain yang lebih jelas, seperti kebutuhan siswa untuk
tote sebuah bookbag Kate Spade atau memakai Doc Martens untuk memperoleh
persetujuan sosial.
Kebanyakan kegiatan konsumsi adalah hasil dari
beberapa motif yang beroperasi pada waktu yang sama. Para peneliti yang dilatih
khusus dalam mengungkap motif sering menggunakan teknik penelitian kualitatif
di mana konsumen didorong untuk mengungkapkan pikiran mereka (kognisi) dan
perasaan (mempengaruhi) melalui dialog menyelidik. Fokus kelompok dan wawancara
mendalam memberikan konsumen kesempatan untuk mendiskusikan produk dan
mengungkapkan pendapat tentang kegiatan konsumsi. Moderator terlatih atau
pewawancara sering mampu memasuki motif prasadar yang mungkin tidak terdeteksi.
Nilai adalah tujuan hidup masyarakat luas yang melambangkan mode disukai
berperilaku (misalnya, independen, penuh kasih, jujur) atau akhir negara yang
disukai (misalnya, rasa keberhasilan, cinta dan kasih sayang, pengakuan
sosial).
BAB
12 Pengaruh Keluarga Dan Rumah Tangga
(-)
KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang keluarga
dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap
diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena alasan.
Pertama, banyak produk
dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah
contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan
anak, kakek-nenek, atau anggota keluarga lain dari keluarga besar. Mobil
biasanya dibeli keluarga, denga kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka
terlibat dalam berbagai tahap keputusan, dan masih banyak lagi contohnya.
Studi tentang keputusan
keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu
sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah
kesulitan dalam mempelajari keluarga sebagai organisasi. Survei dan metodologi
penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk
keluarga. Pemberian kuisioner kepada seluruh keluarga memerlukan akses ke semua
anggota pada waktu yang lebih kurang sama (sulit dilakukan di dalam lingkungan
dewasa ini), dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna bagi semua anggota
keluarga (sulit karena ketidaksesuaian dalam hal usia atau pendidikan), dan
menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang
bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relatif dalam
keputusan tersebut (temuan yang lazim di dalam penelitian keluarga)
APAKAH KELUARGA ITU?
Keluarga (family)
adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui
darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear
family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
tinggal bersama. Keluarga besar (extended family) mencakupi keluarga inti,
ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu, dan kerabat
karena perkawinan. Keluarga di mana seseorang disebut keluarga orientasi
(family orientation), sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan
adalah keluarga prokreasi (family of procreation).
APAKAH RUMAH TANGGA
ITU?
Rumah tangga
(household) adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para pemasar sewaktu
mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda dengan keluarga dalam
hal rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang
tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk rumah tangga maupun
keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran untuk analisis makro
maupun pemasaran. Haverty mengidentifikasi variabel utama yang terlibat di
dalam analisis seperti ini:
Fungsi Produksi Rumah
Tangga:
Fungsi Pembelian
Produksi Rumah Tangga
Fungsi Konsumsi
Fungsi Pasar Tenaga
Kerja
Fungsi Pemeliharaan
Keluarga
Stok (Sumber Daya)
Rumah Tangga :
Informasi
Sumber Keuangan
Barang Pasar
Karakteristik
Waktu
Variabel Eksogen atau
yang Ditetapkan Sebelumnya :
Data
Peluang Pasar Tenaga
Kerja
Peluang Pasar Produk
Struktur Rumah Tangga
Kepuasan
VARIABEL YANG
MEMPENGARUHI PEMBELIAN KELUARGA/RUMAH TANGGA
Keluarga memiliki
pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan rumah tangga karena jumlah
yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga
mapun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling member dampak pada
keputusan pembelian dan yang dengan demikian paling menarik bagi pemasar adalah
usia kepala rumah tangga atau keluarga, status, perkawinan, kehadiran anak san
status pekerjaan.
Keluarga adalah sama
dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai
fungsi tertentu yang lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri.
Fungsi yang jelas bahwa dua orang dapat mencapai lebih baik daripada satu orang
adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini
mengenai apakah keluarha harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi
dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makanan,
perabot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan, dan produk lain. Anak di dalam
keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti
perjalanan, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas dipilih.
SIKLUS KEHIDUPAN
KELUARGA
Keluarga berubah
bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut silkus kehidupan
keluarga (SKK). Walaupun sudah digunakan di dalam literature sejak tahun 1931,
konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di dalam penelitian
pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di dalam buku karya Reynolds dan
Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus kehidupan mempengaruhi perilaku
konsumen.
(-)
PERUBAHAN STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
Apa yang dimaksud
dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana
struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari
struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran?
Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha
menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan
laporan sementara oleh Biro Sensus?
Menikah atau Single.
Ukuran Rumah Tangga.
Perkawinan dalam usia
yang lebih lanjut.
Boom orang single.
Perceraian dan perilaku
konsumen.
Orang-orang single yang
hidup bersama.
Pemasaran untuk orang single.
Perkawinan kembali
(-)
METODELOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA
Bila anda menyiapkan
analisis pengaruh keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau
konsumsi, sebagian besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian
pemasaran yang lain.
Kerangka
Proses-Keputusan.
Kategori
Sturktur-Peran.
Bias Pewawancara.
Seleksi Responden .
BAB
13 Pengaruh Situasi
Pengaruh situasi sangatlah berbengaruh terhadap
perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau
produk. Faktor lingkungan adalah hal yang menyebabkan suatu situasi dimana
perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Berikut ada
lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
1.
Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen
yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya
yang ada di sekeliling konsumen.
2.
Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi
tersebut.
3. Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim
libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif
berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli roti.
4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi.
Misalkan konsumen yang belanja untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi
situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana
Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa yang sesaat (misalnya
perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.
(-)
Tipe-Tipe Situasi Konsumen
1. Situasi komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan
dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
1) Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga
penjual, atau wiraniaga.
2 )Komunikasi Tulisan dengan membaca koran, majalah,
poster, billboard, brosur, leaflet dsb.
3) Informasi diperoleh dari iklan saat sedang
menonton televise, saat sedang mendengarkan radio, langsung dari toko melalui
promosi penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.
2. Situasi pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana
yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi
pembelian akan mempengaruhi keputusan membeli. Misalnya, ketika konsumen berada
di pegunungan, ia mungkin akan bersedia membayar untuk memperoleh jagung bakar
berapa saja harganya ketika lapar dan ingin makanan yang hangat.
3. Situasi pemakain
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan
produk dan jasa yang merupakan situasi atau suasana ketika konsumen ingin
mengkonsumsi/mengunakan suatu produk atau jasa. Konsumen sering kali memilih
suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misalnya, konsumen
muslim sering menggunakan pakaian muslim pada saat hari raya idul fitri atau
hari besar keagamaan lainnya. Situsi seperti ini lah yang digunakan oleh
produsen untuk menggunakan konsep situasi pemakaian.
(-) Interaksi
Individu Dengan Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi
stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas
sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup berlebihan ternyata juga mengikuti
mode-mode pakaian khususnya, misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka
berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan
gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata
cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
(-)
Pengaruh Situsasi Yang Tak Terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang
untuk membeli suatu barang. Misalnya, seseorang ingin menulis tetapi pensil
mekanik yg ia punya ternyata tidak ada isi pensilnya, dengan keadaan yang
seperti itu maka keputusan yang ia pilih adalah dengan membeli isi pensil
mekaniknya dan melanjutkan tulisannya.
SOURCE :
SOURCE :