NAMA :
MUHAMMAD AJI TURMUDI
NPM :
18211349
KELAS :
3EA21
MATERI : Contoh Kasus Penalaran Induksi,Generalisasi
yang benar, Analogi,
Konsiltas
(-)
Penalaran Induktif
Penalaran yaitu suatu
proses berfikir dimana didalam proses berfikir tersebut sangat bertolak
berlakang dari pengamatan indera yang dapat menghasilkan suatu konsep dan
pengertian. Didalam suatu penalaran dikenal juga menalar yaitu dimana
terbentuknya suatu proposisi – proposisi atau semacam gagasan, ide yang sejenis
berdasarkan jumlah proposisi yang dianggap benar, beberapa orang menyimpulkan
bahwa sebuah proposisi atau gagasan yang baru sebelumnya tidak diketahui.
(-)
Pernalaran Induktif
Menurut Shurter dan
Pierce (dalam Shofiah, 2007 : 14) penalaran induktif adalah cara menarik
kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus. Lalu
menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15) penalaran induktif adalah suatu
proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar
pengetahuan tentang hal-hal yang khusus. Artinya, dari fakta-fakta yang ada
dapat ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan umum yang
diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal
tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa
contoh khusus yang benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus. Aspek dari
penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam
Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi
dua macam, yaitu generalisasi dan analogi.
(-)
Ciri-ciri Paragraf Induktif
Terlebih dahulu menyebutkan
peristiwa-peristiwa khusus
Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan
peristiwa-peristiwa khusus
Kesimpulan terdapat di
akhir paragraf
Menemukan Kalimat
Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas Kalimat utama paragraf induktif terletak
di akhir paragraf
Gagasan Utama terdapat
pada kalimat utama
Kalimat penjelas
terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa
khusus
Kalimat penjelas
merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama
Contoh :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan.
Ikan Paus berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan
Semua hewan yang
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
(-)
Generalisasi
Proses penalaran
berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk
menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll.
Contoh :
Orang yang menjadi
kader partai korupsi
Orang yang menjabat
sebagai ketua umum partai korupsi
Generalisasi : Orang
yang berkerja di partai korupsi
Jenis-jenis
generalisasi :
Generalisasi Tanpa
Loncatan Induktif
Adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah
diselidiki.
Contoh: data survey LSM
Generalisasi Dengan
Loncatan Induktif
Adalah generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan
juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh
partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi.
(-)
Analogi
Suatu proses penalaran
membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut
diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
Ada 2 macam
analogi,yaitu :
-
Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu
analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada
fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat
untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan
yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif
Timnas Indonesia lolos
dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala
dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
-
Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif
merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat
karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan
dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh analogi
deklaratif
Deklaratif untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang
benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
(-) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang salingberhubungan. Hal ini
terlihat ketika tombol ditekan yang akibatnya bel berbunyi. Dalamkehidupan kita
sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan
jalan-jalanbecek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam
kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai
berikut:
Sebab-Akibat
Sebab akibat ini
berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapatmenyebabkan
B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang diaanggap
penyebabkadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal
ini, diperlukankemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan
penalaran. Hal ini akan terlihatpada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap
suatu akibat yang nyata.
Contoh
Belajar menurut
pandangantradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlh ilmupengetahuan.
‘Pengetahuan´ mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuanmemegang
peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang
memiliki pengetahuan, ia mendapat kekuasaan.
Akibat-akibat adalah
suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung
disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh
Ketika pulang dari
pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan
bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu
penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
(-) Salah Nalar
Salah nalar (reasioning
atau logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru
menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor
emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan
(-) Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
a) kesalahan karena generalisasi yang
terlalu luas,
b) kesalahan penilaian hubungan
sebab-akibat,
c) kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a) kesalahan karena premis mayor tidak
dibatasi;
b) kesalahan karena adanya term keempat;
c) kesalahan karena kesimpulan terlalu
luas/tidak dibatasi; dan
d) kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang
akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh
salah nalar :
1. Gagasan,
2. pikiran,
3. kepercayaan,
4. simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau
tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada
kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental
yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang
terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk
tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang
berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini
akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan
karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses
penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran,
kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah
nalar.
Syarat-syarat kebenaran
dalam penalaran
Jika seseorang
melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran
bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang
memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran,
pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis
harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal
maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
(-) Generelisasi terlalu luas
Contoh
: perekonomian di Indonesia sangat berkembang saat ini
(-) Analogi yang salah
Contoh
: ibu nita, seorang penjual sepatu kulit, yang dapat menjualnya dengan harga
sangat terjangkau. Oleh sebab itu, ibu ani seorang penjual sepatu kulit, tentu
dapat menjualya dengan harga terjangkau.
Source :
http://velistigris.blogspot.com/2013/03/penalaran-induktif.html